Indramayu,Sinyalpena.com – Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-31 & Hari Anak Nasional ke-40 tingkat Kabupaten Indramayu tahun 2024, harus dijadikan momentum untuk meningkatkan kasih sayang kepada anak dan keluarga lainnya serta menghentikan aksi perundungan.
Hal tersebut ditegaskan Bupati Indramayu Nina Agustina ketika melepas peserta Colour Fun Walk di Halaman Pendopo Indramayu, Jumat, 2 Agustus 2024.
Lebih lanjut Nina menegaskan, peringatan Harganas dan HAN jangan hanya sebatas seremonial, namun esensinya harus bisa menyentuh dan mengena hingga masyarakat terutama kelompok anak-anak yang merupakan anggota keluarga paling rentan.
Nina juga berpesan, Disdikbud dalam hal ini harus kreatif dan inovatif untuk tingkatkan mutu pendidikan dan aktif mengontrol sekolah dalam rangka pengawasan bullying.
Pihaknya tidak menginginkan lagi adanya kasus perundungan yang menimpa anak-anak di Kabupaten Indramayu baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun tempat lainnya.
“Momentum Harganas dan HAN ini jadi momentum kita bersama untuk menguatkan komitmen lebih sayang dan peduli dengan anak-anak kita. Stop Bullying, Stop Perundungan. Kita sangat prihatin jika itu masih ada di sekitar kita, harus berhenti jangan lagi ada kasus di Indramayu,” tegas Nina Agustina.
Nina menambahkan, sebagai orang tua, keluarga, dan guru maka harus berperan aktif dalam mendidik, mengawasi, menjaga dan lebih peduli kepada anak-anak kita, sehingga diharapkan tidak terjadi lagi korban jiwa akibat perundungan di Indramayu.
Peringatan Harganas dan HAN dengan Tema “Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas dan Anak Terlindungi, Indonesia Maju” mendapatkan apresiasi dari ribuan peserta yang hadir pada kegiatan tersebut terutama anak-anak di Kabupaten Indramayu
Dalam acara tersebut dikukuhkan Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak (APSAI) dan Forum Anak Kabupaten Indramayu (FAKABI) oleh Bupati Indramayu Nina Agustina serta dibacakan Suara Anak Indonesia tingkat Kabupaten Indramayu.
Seperti diketahui, dalam sepekan ini ramai diberitakan kematian WD, seorang siswa kelas 3 SDN III Amis Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu-Jawa Barat yang diduga menjadi korban bully dan perundungan, Kamis (1/8) kemarin.
Kematian siswa SD tersebut masih menyisahkan tanda tanya dikalangan masyarakat. Informasi yang berkembang, mengenai penyebab kematiannya pun masih simpang siur.
Informasi yang diterima Sinyalpena.com, siswa WD itu pingsan saat sekolah. Bermula ketika siswa sedang jam istirahat kedua, sekitar jam 11.10 WIB sekolompok siswa melaporkan ke guru SD tersebut yang menginfokan bahwa WD dikabarkan mendadak pingsan. Oleh guru, WD yang pingsan didalam ruangan kelas 1 yang tengah dikerumuni siswa, oleh sejumlah guru, siswa diangkat dan dimasukan ruang guru dan diberikan pertolongan pertama untuk luka berdarah dibagian atas gusi. Selanjutnya WD dibawah ke Puskesmas terdekat dan dirujuk ke RSUD Indramayu, namun nyawanya tak tertolong dan meninggal dunia.
Kini kabarnya kasus tersebut sudah ditangani Polres Indramayu. (Sai)