Indramayu,Sinyalpena.com – Pasalnya sebagai tuan rumah di Bumi, Manusia dan Alam Raya harus berinteraksi secara simbiotik mengingat sifat Manusia ialah meminta (berdoa) sedangkan sifat Jagat Raya ialah memberi (mendoakan) dan ini harus dilakukan dalam sebuah proses kosmik tanpa henti.
Meski napak tilas hanya singgah dalam waktu yang sebentar saja, tetapi aktifitas spiritual yang dilakukan oleh Majlis Sabda Alam ini yang di Pimpin oleh Bpk Ustadz Moh. Yasin. MS dibantu rekanannya ini adalah modal awal bagi kita dalam pencarian nilai atas kejadian dan pengalaman hidup yang sedang berlangsung dihadapan kita masing-masing.
Napak tilas sendiri adalah kegiatan jalan kaki yanh dilakukan untuk mengenang berbagai kejadian di masa lalu atau merupakan kilas balik atau penelusuran kembali sejarah.
Semisalnya kita dengan menapak tilasi maqom para leluhur sekaligus mengambil pelajaran berharga berarti kita memahami bobot tindakan koreksi dalam mensikapi setiap putaran waktu, yang salah diperbaiki dan yang sudah benar disempurnakan yang tidak dipaksa oleh kemauan konvensional.
Lanjut, sebagai wujud kesolehan sosial, sekarang kita sama-sama tahu bahwa menapaktilasi maqom leluhur itu, selain sisa-sisa kebudayaan kuna dari faham darwisme juga adalah sebuah fakta sosio historis dan sosio culturil yang memang pernah ada dan terjadi dimasa lalu bahkan hingga sekarang. Demikian juga dengan baju taqwa, tongkat musafir, batu akik sebagai simbol, dan atribut magis itu sekarang sudah semakin menjauh dikarenakan bukan standard quality bagi kalangan pengamal spiritual yang bersifat institusional.
Sedangkan pelajaran berharga dari laku napak tilas itu berisi kurikulum kehidupan melihat mendengar dan merasakan dengan buku atau kitab panduannya Al-Qur'an Mubin yaitu kitab tersirat yang tergelar dijagat raya dengan hati nurani sebagai guru sejatinya.
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri yang pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu. (QS 17 Al-Isro 14)." Ujar Ketua Majlis Sabda Alam Bpk Ustadz Moh. Yasin. MS. Rabu (15/5/2024).
Beliau menambahkan bahwa sejatinya, setiap Manusia di didik oleh Gusti Allah dengan kurikulum kehidupan yang berbeda-beda (One man one curiculum). Sehingga akan nampak sekali perbedaan pemahaman antara Manusia yang satu dengan yang lainnya.
Sewaktu kita belajar sang jiwa dimulai sejak mata kita terjaga hingga sepasang mata kita tertidur. Kelasnya ialah kelas spiritual dengan fakultas Kesadaran diri. Sedangkan Izasah yang akan diterimanya diberi kode 30.114.6666.28 dengan tanda gelar Mutaqien atau Waskita.
Bagi siswa yang berprestasi, setiap jiwa akan mendapatkan nilai ketenangan, kebahagiaan dan keterang benderangan sedangkan bagi setiap jiwa yang mendapatkan nilai buruk dari hasil belajar kehidupannya akan mendapatkan nilai kesengsaraan, penderitaan dan kegelapan.
"Oleh sebab-sebab itu, sebagai siswa yang baik, maka jiwa kita dituntut untuk selalu mengikuti mata pelajaran kehidupannya dengan tekun dan teliti. Dengn sikap tekun dan teliti itulah sang guru nurani siap menjelaskan ilmu pengetahuan semesta via kedalaman batin sang salik.
Dengan ilmu batin yang dimilikinya, manusia akan lebih arif dalam menerima 'Realitas hidup dan kehidupan didunia". Jelasnya.
Sebagai guru yang baik bagi setiap jiwa, maka keberadaan hati nurani, akal, pikiran, perasaan, emosi harus selalu menjaga dan meningkatkan kesadaran diri sebagai mutu pembelajaran yang paling baik. Tukas.
(Yan)