-->

Iklan 4

Adat Mapag Sri, Pjs Desa Rancahan Ini Yang Dikatakan Kepada Masyarakatnya

SINYAL PENA
Rabu, Mei 15, 2024, Mei 15, 2024 WIB Last Updated 2024-05-15T07:29:45Z

 


Indramayu,Sinyalpena.com – Sebelum melaksanakan upacara ritual atau adat Mapag Sri dilaksanakan, Penjabat sementara (Pjs) Kepala Desa (Kades) atau Kuwu beserta Staff atau Pamongnya mengadakan musyawarah atau rempugan dengan Sesepuh Desa atau Pemuka Masyarakat. Maksud rempugan ini untuk menentukan hari dan dana yang diperlukan. Usai musyawarah, para Pamong Desa melakukan pengecekan ke sawah-sawah, apabila benar padi telah menguning, segera mengadakan pungutan dana secara gotong-royong, besarnya pungutan bergantung kemampuan Masyarakat (Swadaya).


Mapag Sri ini juga adalah salah satu adat atau budaya Masyarakat Indonesia khususnya di Wilayah Jawa dan Sunda, budaya ini dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Mapag Sri apabila ditilik dari bahasa Jawa halus mengandung arti menjemput padi. Dalam bahasa Jawa halus, Mapag berarti menjemput, sedangkan Sri dimaksudkan sebagai padi. Maksud dari menjemput padi adalah panen. Mapag Sri dilaksanakan dengan maksud sebagai ungkapan rasa syukur para petani karena panen yang diharapkan telah tiba dengan hasil yang memuaskan.


H. Otong Nana, S.H., selaku Kuwu Pjs Desa Rancahan Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu - Jawa Barat yang didampingi Iryan Kurnia Apriyanto (Sekdes), Tanto Sugiono (Kasi Pemerintahan), Sukenda Adiwijaya (Kasi Kesejahterahan), Tarno (Lebe), Abdul Mutholib (TU), Agus Rianto (TU) Carsono (Bendahara Desa), Erwin Sudiarto (Kasi Perencanaan), Jumeri (Kadus 1), Komarudin (Kadus 2), Arif fahruroji (Kadus 3), Carkiyah selaku keamanan Desa (Lurah), Sodikin (RW 01), Rastiwan (RW 03), Johar Ma'mun (RW 02) + Mohdin, Tarjono (RT 01), Taryadi (RT 02), Solekun (RT 03), Kusnadi (RT 04), Komarawati (RT 05), Deris Rianto (RT 06), Tarmidi (RT 07), Darman (RT 08), Maman Surahman (RT 09), dan Bhabinkamtibmas BRIPKA M. Sopyan, S.H., juga Babinsa SERTU. Rusyadi Duryat. Rabu (15/5/2024).


"Adat atau ritual budaya Mapag Sri ini dalam menyambut datangnya panen raya takkan pernah hilang di telan zaman dikarenakan Masyarakat Kabupaten Indramayu terus melestarikanya. Maka harapan kami Kepada Masyarakat Kecamatan Gabuswetan khususnya Masyarakat Desa Rancahan agar jangan melupakan adat ini." Ujarnya Kuwu Pjs H. Otong Nana, S.H.


Sedangkan acara ini dihadiri pula oleh Bpk Camat Gabuswetan yakni Bpk Drs. Muhtarom dan Bpk Kapolsek Gabuswetan AKP Agus Kristiana, S.H., dan tak tertinggal pula Bpk Koramil Gabuswetan Kapten Inf. Arifin. Pegalaran adatnya dengan kesenian Wayang Kulit Karya Utama Ki Dalang Anom Arsono dari Desa Jayamulya Kecamatan Kroya - Indramayu yang diselenggarakan di depan halaman Kantor Desa Rancahan. Selain itu Masyarakat yang merasa syukur menjemput panen raya tiba melakukan tumpengan yang kemudian diserahkan kepada Panitia adat tersebut.  Tukas.


 (Dulhalil).

Komentar

Tampilkan

Terkini