-->

Iklan 4

Kuwu Desa Cangko Pimpin Acara Adat Mapag Tamba

SINYAL PENA
Sabtu, Maret 30, 2024, Maret 30, 2024 WIB Last Updated 2024-03-30T07:03:25Z

 


Indramayu,Sinyalpena.com – Tradisi Mapag Tamba merupakan ritual tahunan masyarakat petani di Desa Cangko, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, berupa penyiraman air suci ke area perbatasan desa dan persawahan milik warga guna menghindari serangan hama dan menjadikan hasil panen yang maksimal.


Sebelum melaksanakan tradisi Mapag Tamba sudah rutin setiap malam Jum'at Kliwon doa bersama Kuwu dan perangkat desa yang dihadiri Camat Tukdana H. Muhamad Hidayat. dilanjutkan dengan pembinaan bersama RT RW  di Aula Balai Desa Cangko.


Dengan pakaian khas, warna hitam Kepala Desa Cangko, H. Casnadi, SE. Didampingi istri  Hj. Yati Herlina , SH. bersama perangkat desa lainnya memulai perjalanan dari arah koordinat Ngalor (Utara) dan Ngetan (Timur), berputar arah jarum Jam mengelilingi batas Desa Cangko kecamatan Tukdana kab Indramayu.


Awak media pun mencoba menelisik apa maksud Tradisi Mapag Tamba di Desa Cangko yang konon sudah ratusan tahun menjadi warisan budaya leluhur sebagai syarat dengan tujuan agar desanya terhindar dari bencana dan juga segala hama penyakit padi.


Seperti dikonfirmasi awak media online Sinyalpena.com Kabupaten Indramayu, Kepala Desa Cangko H. Casnadi, SE. mengatakan, bahwa tujuan Mapag Tamba ini sebenarnya menyangkut hajat orang banyak, yaitu ucapan syukur, sekaligus memohon doa keselamatan bagi warga, termasuk untuk tanaman padi para petani jauh dari hama dan bencana, supaya pertaniannya berhasil.


“Tujuannya memberikan obat pada tanaman padi yang sudah di tanam masyarakat desa kami kang. Agar tumbuh sehat dan menghasilkan panen yang memuaskan. Begitu juga masyarakatnya di berikan kesehatan. Medianya menggunakan air dari sumur karomah yang di kucurkan ke seluruh tapal batas desa Cangko, katanya, Sabtu (30/03/2024).


Dijelaskannya, dalam perjalannya air dalam batang bambu itu yang dibawa oleh pamong desa yang terbagi dari beberapa kelompok, kemudian mengucurkan air suci tersebut sepanjang garis perbatasan desa maupun lahan persawahan milik petani. Meski demikian adat tersebut menjadi ikhtiar yang diwariskan leluhur guna meminta keberkahan dan keberhasilan hajat petani dalam menghadapi musim panen nanti.


“Setiap perbatasan desa air tambah ini dikucurkan dan air tambah ini hanyalah syarat dan yang bisa menyembuhkan itu datangnya dari pemilik isi Bumi ini, Allah Subhanahu wa ta’ala. Sehat Tandure, Waras Rayate, Bregas Pemimpine, ujarnya.


 (Agus Karmat)

Komentar

Tampilkan

Terkini