Indramayu | sinyalpena.com – Berawal dari kesenangannya, lama-kelamaan Sunaskim (66) tergerak untuk membuat wayang kulit sendiri. Dengan semangat, ia menceritakan kalau dirinya belajar membuat wayang secara autodidak.
“Waktu itu, saya sering lihat tetangga suka bikin wayang kulit. Saya perhatikan saja. Setelah itu, coba bikin sendiri. Eh, keterusan sampai sekarang dan akhirnya menjadi mata pencaharian utama,” ungkap laki-laki asal dari Desa Tambi Kecamatan Sliyeg kabupaten Indramayu Itu, saat ditemui di rumahnya. Jum'at 17/02/2023
Sunaskim mengatakan bahwa dirinya sudah lima puluh tahun membuat wayang kulit. Namun, baru sekitar tiga puluh tahunan ini wayang kulit buatannya dijual.
“Pas awal-awal buat, pastinya belum ada yang beli,” kata Sunaskim, yang juga merupakan dalang wayang.
Dinamai Wayang Kulit Setia Budaya, wayang kulit buatan Sunaskim tidak hanya dijual di Indramayu, tapi juga luar kota. Bahkan, sudah tembus sampai luar negeri.
“Yang beli ada dari Indramayu, Cirebon, Subang, Majalengka. Kalau luar negeri, baru sampai Korea dan Taiwan,” ujar Sunaskim.
Soal bahan baku, Sunaskim lebih memilih menggunakan kulit kerbau daripada sapi. Menurutnya, kulit kerbau lebih tahan lama dibandingkan kulit sapi.
Untuk proses pembuatannya, satu wayang kulit bisa selesai sekitar satu minggu sampai hampir satu bulan, tergantung dengan desain dan kerumitan wayang yang dia buat.
“Kalau proses pembuatan beda-beda. Ada yang seminggu selesai, sepuluh hari selesai, atau hampir sebulan baru selesai,” papar laki-laki yang juga bisa membuat ukiran kayu.
Dalam proses pembuatan wayang, Sunaskim melakukannya sendirian. Ia bisa membuat berbagai tokoh wayang. Namun, karena penglihatannya yang sudah mulai berkurang, kini ada beberapa tokoh yang sudah tidak bisa ia buat, seperti Satria.
“Mau pesan modelnya juga bisa, tapi kalau ada permintaan membuat tokoh Satria, sudah tidak mampu,” kata Sunaskim.
Wayang kulit buatan Sunaskim dijual dengan harga beragam. Mulai dari ratusan ribu, hingga jutaan rupiah. Harga ini tergantung dengan model wayang yang dibuat. Menurut Sunaskim harga termahal biasanya dibanderol untuk wayang kayon.
“Kalau wayang kayon bisa sampai empat juta,” tambah Sunaskim.
Dari proses pembuatan sampai penjualan wayang, dilakukan Sunaskim di rumahnya. Ia sendiri memiliki impian membuat sanggar sendiri untuk melestarikan wayang kulit. Sayangnya, karena keterbatasan biaya impiannya harus ditundai hingga sekarang.
“Kalau punya tanah dan uang mau bikin sanggar. Jadi, kalau ada yang mau belajar buat wayang enak dan supaya ada penerusnya,” pungkas Sunaskim.
(Ramadan)