Bekasi | sinyalpena.com – Anggota Komisi IX DPR RI, Dra. Hj. Wenny Haryanto SH, bersama mitra kerja dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat dan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi, melaksanakan program percepatan penurunan stunting bagi anak Balita.
Acara dirangkai dengan menyanyikan lagu mars BKKBN dan pemaparan stunting kepada para tamu undangan yang didominasi oleh kaum Ibu-ibu yang diakhiri dengan pembagian doorprize kepada peserta.
Sosialisasi program percepatan penurunan stunting berlokasi di Jl. Raya Siliwangi, KM 5, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. Jawa Barat, Senin (17-10-2022).
Turut hadir, Direktur Bina Akses Pelayanan KB, BKKBM, Dr. Zamhir Setiawan, M.Epid, Kadis DPPKB Kota Bekasi Dr. Marisi S.pd,.M.Mpd, Anggota DPRD Kota Bekasi dari fraksi Golkar, Uri Huryati serta 120 peserta tamu undangan.
Salah satu fokus program tersebut adalah pencegahan stunting, berupaya agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar, Dra. Hj. Wenny Haryanto menjelaskan, pada tahun 2045 Indonesia akan mengalami jaman keemasan yaitu bonus Demografi suatu kondisi dimana populasi masyarakat akan didominasi oleh individu dengan usia produktif.
"Ketika 70% dari bangsa Indonesia berusia 15 tahun sampai 65 tahun itu dalam usia produktif. Dalam usia produktif tersebut tidak akan tercapai oleh bangsa Indonesia jika masyarakatnya mengalami stunting,"ujarnya.
Dan perlu diketahui, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.
Wenny juga berharap kepada peserta yang hadir agar dapat menerapkan apa yang sudah disampaikan oleh para pemateri melalui pemaparan tentang upaya dalam pencegahan stunting.
"Saya juga berharap ibu ibu dapat menerapkan apa yang saya sampaikan tadi," ucapnya.
Dilokasi yang sama, Direktur Bina Akses Pelayanan KB BKKBM, Dr. Zamhir Setiawan, M.Epid mengatakan, banyak yang sudah dilakukan dalam upaya pencegahan dengan cara sosialisasi dan pembentukan tim, seperti pendampingan keluarga di setiap desa serta diadakannya bapak asuh bagi anak stunting.
"Jadi anak anak yang terdeteksi stunting diharapkan kebutuhan gizinya dapat tercukupi. Karena rata ratakan mereka dari segi ekonominya kurang, dan dari bapak asuh itu lah mereka bisa terbantu,"ujarnya.
Zamhir juga membeberkan bahwa program sosialisasi stunting ini sudah dilakukan sejak tahun 2021. Menurutnya, stunting di Indonesia bisa diturunkan dari angka 24% menjadi 14%, artinya diantara 10 anak tidak lebih dari dua yang stunting.
Zamhir Setiawan berharap, "generasi muda Indonesia yang akan datang dapat menjadi generasi yang berkualitas dan berdaya saing, sesuai dengan visi misi pemerintah," ungkapnya.
Di tempat terpisah, Anggota DPRD Kota Bekasi dari fraksi Golkar, Uri Huryati mengungkapkan hal tersebut sesuatu yang sangat baik bagi masyarakat Kota Bekasi khususnya warga Rawalumbu, karena menurut Uri, stunting itu masih dianggap tabuh terutama bagi kaum Ibu.
"Ini akan berkelanjutan dari regenerasi, terutama anak anak tentunya yang belum memiliki keturunan, nantinya harus lebih hati-hati dalam menjaga kehamilannya jika sudah menikah," papar Uri.
Karena itu dengan kegiatan ini, Uri berharap proses ataupun progres stunting yang dilakukan oleh kementerian yang merupakan targetnya dengan angka 14% di tingkat nasional dapat menurun.
"Di kota Bekasi ini termasuk sudah 13% di bawah dari target nasional, ini akan terus menjadi menurun dan kota Bekasi berharap stunting ini semakin kecil dan berharap tidak ada lagi," tutupnya. (Red)