Indramayu | sinyalpena.com – Petinggi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Indramayu ibarat memakan buah simalakama dalam menghadapi gempuran suara publik atas buruknya pembangunan infrastuktur melalui penunjukan langsung pada tahun ini.
Hal ini Diketahui bahwa Asep Abdul Mukti selaku Kepala dinas terkait tidak bisa mengeluarkan statement saat dikirimkan dokumentasi tentang buruknya kualitas pekerjaan melalui aplikasi WhatsApp. Salah satunya yakni pada rehabilitasi jalan baik itu dari bahan cor beton (Ready Mix ) maupun aspal (Hotmix ) yang tersebar di Kabupaten Indramayu . Begitupun hal yang sama dengan Rizal Nasution selaku Pejabat Pembuat Komitmennya (PPK ) .
Sungguh miris kedua petinggi tersebut lebih memilih zona aman ketimbang harus berbuat sesuatu demi tercapainya pembangunan yang berkualitas, baik secara moral maupun tindakan .
Sekedar catatan bahwa arti dari ibarat makan buah simalakama kepada mereka yakni perasaan yang serba salah ( maju ke kiri salah, ke kanan salah dan mundurpun salah ).
Sedangkan mereka dituntut untuk bekerja secara profesional. Tetapi situasi dan kondisi dilapangan nyatanya sangatlah berbeda.
Padahal jelas dalam sumpah setia jabatan salah satunya akan menaati peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Tapi sumpah tersebut hanya kiasan semata lantaran tentang UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) saja mereka diduga melanggarnya .
Memang aturan -aturan itu bagi mereka sangatlah mudah untuk dipahami, tetapi nyata-nyatannya sangat sulit guna mempraktikannya .
Jika wartawan saja yang jelas profesinya dilindungi oleh Undang- undang ( UU No 40 tahun 1999) tidak dihiraukan oleh mereka , lantas bagaimana civil Society bisa memercayai bahwa keduanya benar bekerja . (Sai)