-->

Iklan 4

Pekerja Bangunan MPP Tewas, Polres Indramayu Serius Selidiki Kasus Kecelakaan

SINYAL PENA
Selasa, September 27, 2022, September 27, 2022 WIB Last Updated 2022-09-27T13:48:44Z


Indramayu | sinyalpena.com – Satreskrim Polres Indramayu bakal serius menangani kecelakaan kerja di proyek MPP Indramayu yang menelan korban jiwa. 


Tim gabungan dari Reskrim, Inafis dan Intel dipimpin Kanit 2 Tipiter sudah melakukan investigasi dan penyelidikan kasus ini di Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Senin kemarin (26/9). Sejumlah material dilokasi proyek pembangunan dijadikan salah satu obyek penyelidikan.


Sejauh ini belum ada kepastian dugaan tewasnya pekerja,  namun diyakini akan membantu mengungkap penyebab pasti kematian korban. 


Selain itu dikabarkan, sejumlah pelaksana proyek termasuk penanggungjawab CV Abdi Citra Graha (ACG) akan diperiksa penyidik Unit Tipiter Reskrim Polres Indramayu dimintai keterangannya untuk pendalaman kasus tersebut. 


Sumber dari Polres Indramayu menyebutkan, sebagai bentuk keseriusan mengusut kasus kecelakaan kerja di MPP (Mall Pelayanan Publik) pihak penyidik juga akan mendatangi RSUD Indramayu yang menangani awal penyelamatan korban guna mengetahui luka apa saja yang menimpa korban.


"Kami juga akan jemput bola mendatangi keluarga korban di Cirebon untuk pendalaman kasus ini. Pada saatnya nanti akan dibuka kepublik dan ekspos terbuka, agar kasus kecelakaan kerja ini terang benderang diketahui publik",Ungkap salah satu sumber yang identitasnya dirahasiakan. 


"Kita sama-sama pantau atas insiden kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa, siapa yang bakal jadi tersangka, karena kami melihat ada dugaan kelalaian dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)", Kata Kadiv Posbakum Komite Advokasi Hukum Nasional Indonesia (KANNI) Kabupaten Indramayu, Junedi. 


Sebelumnya, diam-diam tim dari Polres Indramayu langsung respon turun kelapangan lokasi proyek MPP. Tim yang terdiri dari 14 orang mendatangi TKP atas meninggalnya Bajri Bin Masdur di Lokasi Proyek MPP di Jalan Gatsoe Indramayu, Senin (26/9). 


Tim yang terdiri dari satuan Reskrim, Intel dan Inafis tiba dilokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekitar pukul 13.30 WIB.  Tim dari Polres Indramayu melakukan penyelidikan sekaligus olah TKP atas meninggalnya Bajri.


"Baru saja dari Polres Indramayu selesai olah TKP. Kalau sampean mau liputan diarea TKP,  tolong Ijin dulu ke Polres Indramayu. Saya disini dapat perintah untuk mengamankan lokasi, "ujar salah satu petugas keamanan proyek MPP yang bertugas yang identitasnya keberatan ditulis. 


Menurutnya, gonjang-ganjing tentang kematian korban kecelakaan kerja pada proyek Pembangunan Mall Pelayanan Publik milik Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu sudah banyak dipelintir wartawan, sehingga  kecelakaan kerja biasa seolah menjadi dramatis.


"Tolong jangan mendekat di lokasi proyek, saya hanya menjalankan tugas sesuai perintah pelaksana proyek dan dari Polres", Ungkap sumber yang berperawakan kekar dengan nada keras.


Menurutnya, kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa sudah selesai, dan dilokasi proyek MPP para pekerja sudah mulai lagi beraktivitas seperti biasa. 


Pantauan Wartawan SinyalPena.com, puluhan para pekerja kembali beraktivitas pada Selasa (27/9) siang ini. Sesuai janji managemen pada rapat Minggu kemarin, pengelola proyek MPP menegaskan bahwa proyek akan terus dilanjutkan hingga selesai.


Sebelumnya diberitakan nasib tragis menimpa Bajri Bin Masdur (34) Warga Talun Cirebon Girang-Cirebon yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja, Sabtu kemarin. Ia meninggal akibat jatuh dan kepalanya membentuk Lantai 2 di proyek Mall Pelayanan Publik (MPP). Proyek yang letaknya tidak jauh dari Mako Polres Indramayu tepatnya didepan Mako Kodim 0616 Indramayu sempat libur pada Hari Minggu kemarin. 


Peristiwa ini ,seakan ditutup tutupi oleh hampir semua pekerja ,diduga ada pelarangan dari pihak pelaksana lapangan atau pihak lain yang bertanggungjawab atas Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3), sehingga kemudian terjadi simpang siur informasi.


Namun, pihak penanggung jawab perusahaan , Kabul didampingi oleh 2 pelaksanaannya membantah atas kronologi kejadian tersebut yang dikabarkan korban jatuh akibat terpanggang besi beton Saat jatuh.


Kepada awakmedia, Kabul mengatakan bahwa kronologi meninggalnya pekerja akibat terpeleset saat rakitan kayu coran yang diinjak korban patah, 


”Jadi kejadiannya bukan seperti terpanggang besi beton gitu seperti yang diberitakan, yang bener itu dia naik  ke  atas yang ketinggiannya juga engga sampai 3 meter  kemudian terpeleset  kebawah mengenai scaffolding dan posisi jatuh nya mengenai bagian kepala belakang sehingga terjadilah pendarahan ,” ujarnya minggu (25/09/2022 ) saat berjumpa awakmedia di kantin Kodim 0616 Indramayu.


” Terus yang namannya musibah kan kita juga tidak tahu , semoga pekerja tersebut matinya mati syahid,” imbuhnya .


Namun ada keanehan yang terjadi, pihak perusahaan Abdi Citra Graha selaku pemenang tender ini saat kejadian tersebut mengaku tidak melaporkan ke pihak kepolisian setempat, sehingga akibatnya polisi yang jemput bola untuk menindaklanjuti kasus ini. 


Wawan pekerja listrik di MPP menjelaskan secara detail kronologinya yakni, korban meninggal saat dimulai persiapan kegiatan, Sabtu pagi pukul 07.45. Saat itu, korban terpeleset dan jatuh dari ketinggian 3 meteran karena kayu pengait diatas yang dipegang patah, dan penopang kayu yang diinjek kaki korban juga ikut patah karena kondisi licin dilokasi akibat diguyur hujan semalaman. Menurutnya, saat korban jatuh sama sekali tidak membentur besi coran, karena lokasi kejadian bukan diarea rakitan cor-coran besi. Mereka jatuh dengan kepala bagian belakang membentur lantai 2, dan ada pendarahan serius dibagian kepala yang mengakibatkan korban tak tertolong dan meninggal dunia saat dalam perawatan penyelamatan di RSUD Indramayu.


“Kami hanya meluruskan berita agar tidak simpang siur. Disini juga sudah terpasang himbauan keselamatan kerja untuk dilpatuhi semua pekerja, dan wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk safety kerja terdiri dari helm, sepatu, sarung tangan, safaty belt dan lainnya. Jika ada yang membandel, pihak pelaksana secara tegas melarang masuk area kerja, ” tegas Wawan yang mengaku juga sebagai orang Pers dari HIPWI Cirebon.


Lebih lanjut diikatakan Wawan, sesuai hasil info rapat kemarin, walaupun ada insiden kecelakaan kerja yang merunggut korban jiwa dari salah satu pekerja bekisting atau tukang kayu bernama Bajri Bin Masdur, pihak pelaksana proyek tetap melanjutkan pekerjaan hingga selesai sesuai batas waktu pertengahan Desember 2022.


“Kabarnya pihak keluarga korban tidak menuntut dan ikhlas atas kecelakaan ini. Wong bapaknya aja pak Masdur mau masuk kerja lagi, gaada masalah mas karena itu murni kecelakaan kerja yang disaksikan langsung bapaknya (Masdur) saat korban jatuh,”terang Wawan.


Sebagai sesama pekerja, dirinya ikut belasungkawa, bahkan sebagian besar pekerja di MPP ikut malayat termasuk pihak pelaksana dan penanggungjawab proyek peduli mendatangi rumah korban dan memberi santunan. Menurutnya, semua asuransi kerja, BPJS ketenagakerjaan dan santunan dari pihak kontraktor pekerjaan dalam hal ini papak Kabul akan dikeluarkan, termasuk yang sudah dikeluarkan untuk mengurangi beban keluarga korban dari santunan penanggungjawab proyek. (Ws)

Komentar

Tampilkan

Terkini