Indramayu | Sinyalpena.com – Mapala Mapaksinu (Mahasiswa Penggiat Alam dan Kemanusiaan STIDKI NU) Indramayu di hari lahirnya yang ke-4 melakukan santunan anak yatim-piatu di Aula gedung dakwah pengurus cabang Nahdlatul Ulama jalan Gatot Subroto no 9, Indramayu, Jawa Barat. Rabu (21/9/2022).
Di Harlah (Hari Lahir) sebelumya para Mahasisiwa sekolah tinggi ilmu dakwah dan komunikasi islam nahdlatul ulama STIDKINU yang peduli dengan lingkungan ini juga melakukan hal yang sama yaitu dengan menyantuni anak yatim.
Hadir dalam acara tersebut ketua lll bidang kemahasiswaan H. Ma'mun Rahman, S. Ag,. M. Pd.i yang didampingi ketua Prodi KPI Hendra Lesmana, M. Hum. pendiri mapaksinu Syahrul Akunk.
“Dengan tema nyadong berkahe bocah yatim (minta berkahnya anak yatim)” tutur Hakim, Ketua Adat Mapaksinu saat di konfirmasi wartawan.
“Harapan kedepan semoga bisa di rasakan lagi manfaatnya oleh masyarakat, khususnya STIDKI NU Indramayu, dan bisa menjadi Organisasi yang menjunjung tinggi nama Kampus dengan hal-hal yang positif,” ungkapnya.
Dikatakan, anak yatim adalah sebutan bagi orang yang sudah tidak memiliki ayah. Dan dalam definisi lain tidak mempunyai ayah dan ibu sekaligus. Islam menganjurkan kepada umatnya untuk berlaku baik, menyayangi, serta mengkasihi anak yatim.
“Hal demikian dilakukan untuk menghilangkan kesedihan yang mereka rasakan dan membantu meringankan beban penderitaannya. Siapa yang merawat dan menyantuni anak yatim, maka Allah SWT menawarkan surga dan tempat yang sangat spesial bersamanya. Dengan demikian, sudah seharusnya kita menjaga dan menyayangi anak yatim terutama yang dalam kondisi perekonomiannya yang lemah,” ujar Hakim.
Ia menambahkan, anak yatim juga merupakan amanah Allah SWT yang harus kita jaga dan pelihara, memberikan perhatian kepada mereka merupakan tanggung jawab dari kita semua sebagai manusia dan atas nama sesama.
” Maka merugilah bagi orang-orang yang masih enggan menyantuni anak yatim, karena sesunguhnya terdapat kemulian khusus pada diri anak yatim yang dapat melunturkan dosa-dosa bagi yang memuliakannya.”katanya.
Menurutnya, rumah terbaik adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang dimuliakan, dan sejelek-jelek rumah adalah rumah yang ada anak yatim, namun dihinakan.
“Dengan demikian kita wajib menyantuni anak yatim dan memperhatikan hak-hak mereka bukan saja aspek material tapi juga aspek pendidikan, ekonomi, sosial, spiritual dan lainnya,"pungkasnya. (Agus Karmat)