Indramayu | sinyalpena.com – Masyarakat Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, menggelar tradisi rutin unjungan Mbah Buyut Tambi sebagai bentuk kepedulian dan menjaga tradisi para leluhur, acara tersebut dimulai dari mengadakannya Pengajian Umum, yang bertemakan "NGALAP BERKAH NING MAPAG TANGGAL" menghadirkan penceramah KH. Agus Khalim Masykuri, Pengasuh PP Nahjul Hidayah Rembes, dari Desa Tegal Gubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, dan KH. Maman Immanul Haq, Pengasuh pp AL-MIZZAN, Majalengka. Kamis (29/09/2022).
Ketua Panitia Penyelenggara Unjungan, Ario Cagar S.pd, mengatakan tradisi tersebut dilakukan setiap tahun, diisi dengan doa bersama dan diawali Pengajian umum, Organ Dangdut, Pagelaran Wayang Kulit, Sandiwara Gelora Buana, Singa Dangdut dan Kesenian Berokan, untuk memeriahkan unjungan tersebut selama satu minggu. Selain menampilkan kesenian di atas ada juga Pertandingan Turnamen, Bola Voly Antar Blok, Lomba Cerdas-Cermat -SD/Mi Lomba Rangking -1 SD, Lomba Tari- TK, Dan Lomba Menari -TK," ujarnya
Ario, menambahkan dalam ritual sakral tersebut, ratusan warga berbondong bondong untuk ziarah dan berdoa kepada para leluhur yang sudah tiada. Selain itu tradisi Unjungan ini, sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.
“Adapun Kegiatan unjungan dilaksanakan setiap satu tahun sekali dihadiri Kades Tambi. Tarso dan Tambi Lor Hj. Erah Wati serta Forkopimcam Sliyeg,"katanya.
Salah satu Tradisi Unjungan Mbah buyut Tambi ada juga yang selalu dinanti masyarakat setiap tahunnya "Tawu Lobang" (istilah bahasa jawa-red), kegiatan Tersebut juga membuktikan bahwa kekompakan serta gotong royong antar warga selalu terjaga.
Di Tempat terpisah, Tarso Kepala Desa Tambi, Berharap adat unjungan ini terus dikembangkan sehingga kekompakan warga terus terjalin.
"Masyarakat Desa Tambi secara turun temurun mengenalkan tradisi Unjungan kepada anak dan cucu.
Tradisi Unjungan itu pun meski berbiaya tinggi namun tetap dilaksanakan karena untuk keselamatan bersama serta dianggap bisa tolak bala (menolak bahaya). Sampai sekarang rutin menggelar tradisi Unjungan dan ziarah bersama ke makam leluhur.
"Bahkan pada kegiatan yang terbilang sakral itu, banyak warga desa yang rela merogoh koceknya demi memeriahkan tradisi Unjungan dengan menggelar hiburan seni wayang kulit ataupun kesenian sandiwara.
Di sisi lain pelaksanaan tradisi Unjungan merupakan ajang Tawu Lobang bersama, Dan Masyarakat Mendoakan Leluhur yang Sudah Tiada Lewat Tradisi Unjungan Mbah Buyut Tambi," pungkas Kuwu Tambi Tarso. (Ramadan)